16.2.17

Merayakan Hari Hujan Tidak Harus Murung


Serpong, 2017


Tidak ada yang menarik akhir-akhir ini kecuali berita politik pilkada yang membuat gemas dan diskusi seru berbumbu di sana-sini. Tidak ada yang menarik akhir-akhir ini kecuali menemukan sebuah lagu yang ternyata sudah lama rilis namun saya baru menemukannya sekarang. Ternyata ada faedahnya juga tidak keluar-keluar kamar kemarin dan menulis sampai kepala ngebul. Saya menemukan lagu (atau lagu ini menemukan saya). Lagunya Coldplay-Magic. Coba deh dengarkan! Cocok didengarkan sambil bermalas-malasan di hari hujan. 
 
Ngomong-ngomong tentang cuaca, hujan seringkali datang di pagi hari ketika saya harus berangkat ke kantor. Padahal selimut dan kasur saya seratus kali lebih attractive (ya iyalah). Mungkin di situlah niat saya diuji dan berkali-kali pula luruh di guyur hujan. 

Pagi ini saya bangun lebih pagi dari biasanya karena saya mimpi membunuh zombie di kamar mandi saya. Oke iya tahu, kekanakkan ya? Tapi saya takut setengah mati. Jadi ceritanya begini, saya bermimpi kalau pada suatu ketika ada yang membunuh anak kecil gendut muka lucu dan menguburkannya di kamar mandi saya, lalu ditimbun dan ditutupi kramik. Tiba-tiba entah bagaimana Babeh membongkar keramik itu karena merasa harus menguburkannya dengan layak. Setelah dibongkar keramiknya ternyata mayat bayi yang penuh luka itu hidup dan menyergap Babeh. Saya reflek ambil pisau dapur dan menusuk mayat bayi hidup itu tepat di muka, di bagian pangkal hidungnya. Namun dia tidak mati-mati, saya tusuk lebih dalam. Saya takut dan akhirnya bangun. Pindah ke kamar Ibu. 


Hujan Februari, 2017


Aneh juga sih kenapa ya sudah sebesar ini masih mimpi zombie ala-ala gitu. Ya terkadang banyak hal di bawah alam sadar kita yang sebenarnya mengganggu diri atau ketakutan-ketakutan masa kecil. Atau mungkin maksudnya saya ingin membunuh sifat anak-anak yang needy di dalam diri saya namun belum 'mati-mati'? Ya barangkali. 

Kemudian saya bercerita pada adik saya, Aga kalau mimpi ini rasanya lama sekali. Dan ditanggapi dengan pertanyaan memang lo yakin mimpi ini lama? Memang bisa mengukur lama mimpi dengan lamanya waktu? 

Ih mana saya tahu berapa satuan waktu yang dipakai di dalam mimpi. Rasanya itu seperti masuk ke lorong waktu dan trigger untuk keluar dari tempat itu hanya dengan kesadaran penuh bahwa itu adalah mimpi. Ya ga sih? Dan anehnya ya saat kita bermimpi ada semacam cara yang mampu melumpuhkan logika dan bekerjalah alam bawah sadar kita. Saya juga kurang paham mekanismenya bagaimana. Menarik untuk ditelusuri lain hari. 

Hari-hari hujan ini kerap kali membuat saya jadi senggol dikit murung. Jelas ada hubungannya antara perasaan dan cuaca. Semua berbagi porsi untuk hadir dan menempati tempat utama. Mungkin yang riang di hari hujan hanya Mary Poppin saja dengan lagunya Singing in the Rain. Perasaan manusia dan cuaca sepertinya berjalan linier, beriringan. Padahal mungkin ya, mungkin, manusia masih bisa memilih dan memutuskan ingin merasakan apa. Model-model quote estetik yang berkata: Don't let your feelings cloud your judgement gitu deh. Ya susah sih penerapannya.


1/2 Pelangi di Tol Serang, 2016


Hingga barusan ini saya membaca jurnal harian saya kembali dan menemukan tulisan yang saya aneh tidak masuk akal sekali. Saya menulis kalau saya mimpi bertemu dengan Oma Dien (Oma sudah meninggal saat saya duduk di 6 SD). Di mimpi itu saya sedang asyik ngobrol dengan Oma.

"Metta, kamu tahu gak kalau Bob (ayah saya) suka makan babi. Dan aku pernah liat babi besar sekali pahanya sebesar lengan tanganku. Kamu pernah liat gak?"

"Iya pernah, di Taiwan ada babi gendut banget dipelihara dekat Uni aku."

"Dan Si Bob juga bilang, kalau babi itu bisa terbang, menurutmu bisa gak? Itu bisa buat orang-orang kaget, coba bayangin kamu lagi belajar tiba-tiba babi terbang di sampingmu. Iya, bahaya itu."

"Tapi kamu percaya babi bisa terbang kan, Met?"

Saya juga bingung kenapa saya harus mimpi itu. Mungkin Oma berkunjung ke cucunya dan mengabarkan, bahwa banyak hal di dunia ini yang sepertinya tidak mungkin namun bisa menjadi mungkin. Asal diusahakan. Asal kita percaya. 

Jadi sial betul kalau kamu sia-sia murung di hari hujan dan tidak percaya semua bisa terjadi. Dengan usaha dan doa-doa. 


Bandung, 2016


2 comments:

  1. Aku mau pelihara babi terbang, dong!

    Anyway, kalau kamu tertarik exploring tentang mimpi, Sigmund Freud banyak bercerita tg interpretasi mimpi. Kalau mimpi itu menunjukan desire di alam bawah sadar kita.

    Fase mimpi tuh terjadi ketika REM ya, kalau ga salah. Dan sebenarnya, cuma bbrp menit doang justru, dibandingkan (misal) kita tidur selama 6 jam. Karena ketika masuk fase deep sleep, kita udah ga mimpi lagi.

    Tapi mimpi yang disertai 'tindien' lebih nyeremin lagi haha..
    salam babi terbang, yaa!!

    ReplyDelete
  2. hai indroo :) iyaa sedang tertarik dengan mimpi dan seluk beluknya. Terima kasih untuk reference nya akan dibaca saat senggang. Eh tapi rasanya yaa tindien itu ada penjelasan kesehatannya kok kayak tidur yang melompati beberapa fase tidur jadinya badannya 'kaget' gitu katanya hihi.

    ReplyDelete

new post

ganti blogspot

 YAK  pemirsah, maapin banget nihh udah ga punya blog.com karena......hhh yaudahlah kayaknya gapapa hehe. tadinya aku mau melatih pemikiran ...