Tadi Ibu bertanya, menurut kamu apa yang seharusnya dimiliki seseorang di zaman ini, terutama di Indonesia? Kami sedang duduk-duduk, Ibu membaca koran dan saya bermain hape. Sepertinya Ibu sengit betul melihat njelimetnya kasus-kasus-fanatik-agama. Pokoknya dia betul-betul rajin forwardin whatsapp berita-berita. Saya jujur jarang membacanya karena puanjaaaaang sekali harus scroll terus-terusan. Jadi, berakhirlah saya yang dungu dan tidak tahu berita di rumah. Diceng-cengin terus oleh Babeh.
Kembali lagi ke pertanyaan tadi, apa yang penting dimiliki seseorang di zaman ini, terutama di Indonesia. Saya tadinya reflek dan mantap mau menjawab: iman. Namun tidak jadi, karena saya dengan sotoynya terlintas ayat "Iman tanpa perbuatan adalah mati." Jadi apa dong? Rasanya orang Indonesia sudah banyak orang berpendidikan, beragama, beriman, bahkan jadi fanatik. Lalu?
Barangkali ya yang kita butuhkan adalah akal sehat, yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak. Eh lalu Ibu tanya lagi, kalau begitu apa itu kebenaran? Ya juga sih, kebenaran dari aspek mana karena ukuran nilainya pasti luas dan akan bertabrakkan arti kebenaran dari kacamata agama, iman, moral, budaya, aturan, dst, dst. Pokoknya irisannya banyak, ruwet, pusing, dan bikin mata jereng.
Sudahlah untuk membuat lebih simpel otak saya yang cuman seuprit ini, bagaimana kalau kita mengambil irisan kebenaran yang tetap memihak pada kemanusiaan dan tidak merugikan orang lain. Tetap menghormati manusia sebagai individu yang mempunyai harkat dan derajat.
Ah, udah gitu kali lah ya... hih saya sebal karena tidak tahu dan kurang baca. Baru sadar ya, kalau pekerjaan rumahnya sekuintal?
No comments:
Post a Comment