Monggo didengarkan Passion Pit-nya!
Setelah saya lihat-lihat, urat menulis saya begitu dimanjakan pada hari Sabtu dan Minggu. Menyenangkan untuk bisa duduk-duduk sambil ketawa-ketawa lelucon aneh slapstick. Selera humor saya memang agak kelas rendahan. Sudahlah tidak perlu kita membahas hari Senin-Jumat karena pada dasarnya hari-hari tersebut jiwa seniman saya ketekan sampai tinggal ampas. Namun kembali lagi bukankah kita melakukan segala hal karena suatu keinginan? Tsah, makin dewasa aja saya ini *idung kembang kempis*.
Saya menemukan sebuah kesenangan aneh, apa coba saudara-saudara? Saya suka memperhatikan sekitar dan orang-orang berlama-lama. Karena saya sesungguhnya mencari inspirasi dan karakter yang cocok untuk tulisan saya. Astaga mengobservasi suatu hal itu sungguh menyenangkan ya, seperti menemukan lahan mainan baru. Saya suka sekali mendengarkan pendapat dan sudut pandang orang, karena terkadang saya jadi terkaget-kaget sendiri dan lalu langsung saya tulis di notes saya. Sudah macam detektif gadungan. Saya harus melihat orang lekat-lekat, bagaimana cara bicaranya, intonasinya, cara jalan, sorot padangnya, dan yang paling menarik adalah bagaimana seseorang memperlakukan orang lain. Sungguh ini adalah suatu misteri. Bagaimana seseorang bereaksi akan stimulus di sekitarnya. Saya perhatikan. Sejauh ini hal yang menurut saya menarik adalah suatu kesimpulan bagaimana seseorang memperlakukan orang lain, pasti terpengaruh dari background dia. Entah cerita apa yang dia punya. Dan sesungguhnya kita manusia terbuat dari hal-hal yang sama, keluarga, teman, cinta, patah hati, benci, harapan, putus asa, kekecewaan, sedih, masalah, kesenangan, passion, luka, sakit , tubuh dan lainnya. Semua dari kita tidak pernah terhenti pada satu titik saja, semua berputar. Dan saya percaya manusia adalah hal-hal yang tidak pernah selesai. Mengutip sedikit dari Goenawan Mohammad.
Lalu saya menyimpulkan sedikit kalau sudah seharusnya saya tidak perlu kebanyakan mikir mengenai manusia yang begitu menyebalkan dalam memperlakukan orang lain karena mungkin saja ada yang belum selesai dari jiwanya. Dan saya berdoa semoga apa pun yang dia cari bisa segera ditemukan hingga setiap tindakan dan perkataan adalah untuk kebaikan.
Oh ya satu lagi. Hari ini saat saya sedang asyik mendengarkan lagu-lagu ciamik lalu saya kepencet sebuah band Passion Pit. Seharusnya sih ini agak lama ya, namun karena kadar anak indie saya sudah digerus kehidupan kantor jadi saya ketinggalan deh. Ini sih mantap punya, mendengarkannya rasanya seperti makan es krim lalu kembali berteriak-teriak wacana lama: Astaganaga rasanya saya harus cari komunitas penulis atau ikut diskusi tentang seni-sastra-puisi-teater-film festival-dan teman-temannya. Kalau tidak saya bisa gila. Mungkin sesekali harus mengunjungi Salihara untuk bisa kenalan dengan orang-orang hebat nan kreatif. Saya pahami benar, mencari teman satu frekuensi yang sama itu tidaklah mudah ya, apalagi jikalau kamu nyemplung ke planet kotak-kotak-persegi yang semuanya dikotak-kotak, lalu kamu adalah alien penganut free-thinking. Mungkin ini ziarah batin buat saya, begitu kata Ibu.
Nb. Ada yang tahu komunitas yang saya maksud? Mohon petunjuknya ya.
Salam bahagia,
gadispayungkuning
yang sedang mencari frekuensi yang sama *pasang antena*
No comments:
Post a Comment