apa yang menggangguku akhir-akhir ini adalah dengan pikiran banyak sekali buku yang aku punya tapi perpustakaan belum bisa berjalan dengan full karena pandemi (?) atau bisa gak bisa mengataka bahwa justru karena pandemi ini ada aku jadi semangat 45 yuk mulai yuk. bukan perkara karena tidak bisa berkumpul yang hura-hura lagi, tapi mungkinkah kalau memang belajar untuk bisa menekuni sesuatu dengan baik adalah awal dari bagaimana maintain komitmen. meski hadeh banget sih menggeluti satu hal yang sifatnya berkelanjutan. namun, sebagai ibu (pemiliki buku-buku) sepertinya aku serasa memiliki tanggung jawab publik unuk bisa memberi akses buku-buku ini agar bisa berguna untuk orang lain. bahwa banyak orang yang membutuhkan pencerahan dan mungkin buku-buku itu bisa menunaikan tugasnya. gimana yaa caranya untuk bisa tetap berjalan dengan kekuatan stabil dan gak jatuh-jatuh? kayaknya manusia tidak akan mampu sekedar berjalan tapi juga butuh bantuan semangat dari kanan kiri.
hal yang membuatku resah adalah bagaimana kalau seandainya buku-buku ini tidak bisa sampai pesannya pada yang membutuhkan? bagaimana jikalau seharusnya buku-buku ini bisa menyelamatkan orang lain yang membutuhkan teman, membutuhkan jalan, membutuhkan uluran tangan, tapi tidak ada. punya gak ya aku kekuatan untuk bisa berkelanjutan dan hidup, anginnya kenceng banget.
apa mungkin harus ada angin kenceng banget, baru aku terbangun, takut, dan berjalan?
No comments:
Post a Comment