lama-lama blog aku ini hanya ajang mikir dan curhat yang tidak penting ya. coba deh bayangkan kecenderungan manusia untuk bisa menceritakan perasaan dengan baik dan sebenar-benarnya itu kapan? apakah efektif untuk melulu terus-terusan membicarakan perasaan ya? rasanya tidak semua orang di dunia ini akan cukup memahami dan mau serius mendengarkan perasaanmu, jangan-jangan seharusnya yang perlu diasah adalah kemampuan untuk memiliki perasaan dan mendengarkan perasaanmu sendiri. kalau diri sendiri saja tidak mampu kamu mengerti bagaimana caranya bisa berempati dengan orang lain.
hari ini turun hujan deras saat aku mau pulang ke rumah, perasaanku hanya ingin pulang dan makan karena laper sekali. apakah hanya perasaanku saja ya kalau akhir-akhir ini terasa bergelayut lebih berat, tapi cepat. setiap pagi sudah mempersiapkan banyak hal yang akan dihadapi setiap harinya sih. tidak berharap akan kemulusan hidup yang akan dihadapi karena itu adalah jebakan batman saudara-saudara, percaya deh. mempersiapkan hati dan hari untuk kemungkinan terburuk itu rasanya akan membuat harimu lebih bearable buatku, karena aku tahu hari ini will be sucks anyway, tapi aku gak berharap lebih dan sudah memiliki antidotenya. seperti memiliki ritual bangun tidur yang bisa membaca buku dulu sejenak, berjalan-jalan sebentar, makan, mandi, pelan-pelan baca whatsapp, berdandan, sesampainya di kantor aku akan buat kopi panasku, tidak berharap yang muluk-muluk sekali.
lalu apa pasalnya ya yang membuat leherku pegal-pegal selalu, seperti tegang sekali? bisa jadi aku merasa khwatir dengan keadaan, berita duka yang terlalu dekat, kelelahan ingin liburan yang normal, keinginan untuk bisa seperti dahulu kala yang lebih santai, tuntutan pada diri sendiri yang kebanyakan (?)
coba deh, aku tuh rasanya butuh rilek yang santai, gak banyak pikiran, apa itu barang mahal yaa untuk saat ini? sebuah ketenangan pikiran. apakah artinya menjadi aware dan mindful adalah sebuah koentji kehidupan di zaman kini? bisa jadi sebenarnya lahir dari: hati yang menerima dan bisa mengambil pelajaran yang bermakna, gitu kali ya.
tapi jujur, mungkin sebenarnya leher pegel-pegel ini artinya keinginan untuk bisa melepaskan beban kali ya, seperti: dah-dah-dah-dah-waktuku-telah-tiba
seperti kata chairil anwar: bila sampai waktuku kumau tak seorang pun kan merayu, tidak juga kau, tak perlu sedu sedan itu.
No comments:
Post a Comment