Apakah kehilangan mampu menjadi pertanda bahwa memang kesementaraan itu nyata dalam kehidupan kita? Bahwa segala-galanya ini sementara dan kau pun juga begitu. Bahkan langit sore yang cantik dan warna gula-gula kapas pun akan hilang dalam beberapa detik saja. Jangan-jangan kita ini hanya terpesona oleh hal-hal yang indah karena ia sesungguhnya sementara dan tidak bisa dimiliki. Kepemilikan bukankah begitu asing terdengar sementara nafas diri pun bukan milik kita. Bahkan ruh yang berdiam di dalam sukma memiliki pribadinya sendiri. Lalu kedalaman akan dicari di tengah-tengah kemarau panjang yang panas dan pelik, atau di tengah hutan-hutan hujan yang tanahnya basah. Wangi tanah basah yang aku cintai dan wewangian pohon pinus yang gemerisik ditiup angin. Apakah kau masih tersesat dan mengembara? Apakah kamu sudah menemukan jalanmu yang tepat? Ataukah kamu tersesat di jalanmu sendiri tapi tidak memiliki rencana untuk kembali? Karena sesungguhnya ketika tersesat aku justru memiliki banyak pertemuan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
new post
ganti blogspot
YAK pemirsah, maapin banget nihh udah ga punya blog.com karena......hhh yaudahlah kayaknya gapapa hehe. tadinya aku mau melatih pemikiran ...
-
pic: google Pernah dengar sebuah pribahasa jawa yang kira-kira bunyinya begini, 'Irup mung mampir ngombe' ? Kalau diar...
-
Hari Senin yang random adalah duduk memandangi layar komputer di kantor dan berpikir: Apa rasanya menjadi pelatih lumba-lumba? Past...
-
Kamu mau menganan atau mengiri? Satu jalan namun beda belokan. Tidak selamanya si kanan itu baik dan tidak selamanya kiri itu buruk. Kam...
No comments:
Post a Comment