18.6.15

Membaca di Setiap Jeda dan Kebetulan

Halo lagi! Setiap kali menulis di sini aku seperti habis melakukan hiatus panjang dan datang-datang perlu menyapa. Yailah, padahal yang tidak aku miliki adalah komitmen untuk sekedar duduk dan mengumpulkan kata-kata tumpah (hehe). Keseharian tidak ada yang baru karena masih saja berlarian dari tegangan satu ke tegangan lainnya. Kebaruan rasanya tidak menjadi obsesiku lagi karena esensi deg-deg-serr yang dikejar kini sudah nambah dosisnya yakni memilih antara endurance atau curiosity ? Itu sih. Kini motif yang mengikutinya pun berbeda-beda. Menarik ya, ketika memperhatikan diri akan muncul reaksi: ketabahan atau penasaran dalam menjalani event nyata dalam hidup (ciyegitu). Meski kita memang selalu dituntut untuk selalu chill yang akhirnya berujung dengan pechillchillan (baca: ngebut ngerjain tugas kuliah dan kerja). 

Di tengah kegiatan bersosialisasi dan menarik diri dari pergaulan, kemarin aku sempat melakukan leisure reading lagi yang membuatku ketagihan lagi untuk membaca buku fiksi. Kemarin aku membaca sebuah buku lama keluaran tahun 1997. Buku ini buku terjemahan Gramedia yang berjudul The Celestine Prophecy (Manuskrip Celestine) karya James Redfield. Aku membaca buku ini setelah 'disuruh' membaca oleh Ibu, menurutnya buku ini cocok banget buatku. Aku sih sebenarnya cukup skpetis dengan penampakan buku yang mirip dengan buku lama Daniele Stelle yang sudah terbayang gimana alur ceritanya dan dramaknya. Namun, ternyata memang kita hanya perlu memberikan kesempatan pada apapun yang ditawarkan hidup pada kita, jikalau kita terpanggil untuk melakukannya, ya coba aja sih.

Buku bersampul lecek dengan kertas sudah kekuningan ini sebenarnya adalah milik seorang bapak  teman orang tuaku yang rasanya setahun yang lalu memberikan buku ini pada babeh. Babeh sudah sempat memberi tahu bahwa ini buku bagus, lalu ibu kemarin pun membacanya dan heboh luar biasa. Jadi, aku tidak punya pilihan lain selain ikut membacanya. Aku tidak merasa akan nyantol sedemikian rupa, namun kembali lagi bahwa setiap buku membawa pesan untuk seseorang, jadi apabila buku tertentu tidak "ser-seran" buat kamu ya artinya buku itu memang bukan untukmu. Simple. Tidak apa-apa.



 

No comments:

Post a Comment

new post

Bergulir

Kehidupan ini bergulir sebagaimana mestinya. Sudah November di tahun 2025 ini. Semoga di tahun ini kita pun kian mampu menghargai diri sendi...