Akan ada malam-malam ketika saya menyetel radio kamar kelewat keras karena tidak ingin merasa sendirian dengan isi kepala yang tidak bisa sunyi. Lalu saya pun menikmati situasi ramai yang fana. Dan sungguh menyukai bunyi-bunyi tuts keyboard laptop saya yang berbunyi tik-tik-tik itu. Rambut basah dan harum shampoo, wewangian buah yang manis lalu saya tak henti-henti berkata pada diri sendiri "Ah senangnya, rambut saya wangi."
Hal yang saya sukai di malam hari adalah berdiam diri dan membaca. Namun kali ini sedang tidak mood untuk membaca, padahal saya baru beli buku baru kemarin dan masih ada setumpuk buku di sudut meja menunggu untuk dibaca. Oh ini namanya perbuatan sia-sia. Semoga bisa dibaca selesai sebelum ganti tahun.
Hari ini pasti saya sedang demam karena saya tiba-tiba tergerak untuk membaca Alkitab. Astaganaga, iya saya bukan Katolik militan yang lurus karena saya ini belok-belok dan gemar bertanya. Bukankah keimanan seseorang juga berasal dari pertanyaan-pertanyaan dan kegelisahan dia dalam pencarian? Mungkin saya adalah tipe yang harus bertanya terlebih dahulu untuk sampai pada sebuah iman. Dan menurut saya kita harus kritis dan tidak menjadi fanatis dan merasa benar sendiri. Toh agama adalah sarana untuk merasakan cinta Tuhan lalu membagikannya pada sesama kan? Iya kan?
Bacaan hari ini menarik karena ada satu perikop yang menarik begini bunyinya "... Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya." Saya menyukai perikop Markus 16:20 ini.
Tuhan turut bekerja. Saya kadang abai akan hal ini hingga saya merasa bahwa saya bekerja sendiri dengan kekuatan dan pemahaman saya sendiri tanpa menyadari bahwa Tuhan juga ikut andil dalam hidup saya. Seharusnya sih, saya bekerja melakukan dengan baik dan sungguh-sungguh bagian saya dan menyerahkan bagian Nya untuk Dia urus. Namun ya... namanya juga manusia, seringnya sih lupa lalu takut dan khawatir.
Menurut saya perikop ini manis, karena seolah Tuhan sedang berbicara selayaknya ayah pada anak perempuannya yang bandel, keras kepala dan banyak tanya ini. Ayah yang pasti bisa diandalkan dan melindungi anak perempuannya. Ayah saya saja demikian bagaimana dengan Dia, Bapa yang ada di sorga? Lalu penyertaan Nya akan kita jumpai dalam setiap pertanda. Mungkin apa yang dihadapi pasti berliku dan berat, tapi Dia adalah setia. Bahwa saya percaya kalau segelap apa pun lorong di depan saya. Dia akan selalu menggandeng tangan saya dengan tanda-tanda yang menyertainya.