Di tengah kegiatan bersosialisasi dan menarik diri dari pergaulan, kemarin aku sempat melakukan leisure reading lagi yang membuatku ketagihan lagi untuk membaca buku fiksi. Kemarin aku membaca sebuah buku lama keluaran tahun 1997. Buku ini buku terjemahan Gramedia yang berjudul The Celestine Prophecy (Manuskrip Celestine) karya James Redfield. Aku membaca buku ini setelah 'disuruh' membaca oleh Ibu, menurutnya buku ini cocok banget buatku. Aku sih sebenarnya cukup skpetis dengan penampakan buku yang mirip dengan buku lama Daniele Stelle yang sudah terbayang gimana alur ceritanya dan dramaknya. Namun, ternyata memang kita hanya perlu memberikan kesempatan pada apapun yang ditawarkan hidup pada kita, jikalau kita terpanggil untuk melakukannya, ya coba aja sih.
Buku bersampul lecek dengan kertas sudah kekuningan ini sebenarnya adalah milik seorang bapak teman orang tuaku yang rasanya setahun yang lalu memberikan buku ini pada babeh. Babeh sudah sempat memberi tahu bahwa ini buku bagus, lalu ibu kemarin pun membacanya dan heboh luar biasa. Jadi, aku tidak punya pilihan lain selain ikut membacanya. Aku tidak merasa akan nyantol sedemikian rupa, namun kembali lagi bahwa setiap buku membawa pesan untuk seseorang, jadi apabila buku tertentu tidak "ser-seran" buat kamu ya artinya buku itu memang bukan untukmu. Simple. Tidak apa-apa.