25.11.10

Filosofi Ikan

sumber gambar: goblue.or.id



Disuatu Rabu yang penat. Sebuah hari di mana merupakan pertengahan dunia nyata sebuah satu minggu. Seminggu yang bisa saja berubah arti bukan 7 hari ; namun terasa lebih. Biasalah....manusia terlalu sering melebih-lebihkan. Begitu banyak majas hiperbolis yang dilontarkan. Mungkin akibat terlalu merindu akhir pekan?

Saat itu hari Rabu. Aku berlari dari sebuah rutinitas. Setelah makan malam aku melarikan diri ke sebuah lapangan luas dan berjalan sendirian. Jadi anti sosial sementara. Mendengarkan lagu-lagu sambil menikmati malam sendirian. Apabila ingin menggambarkannya dengan jelas, bayangkan sebuah lapangan olahraga di sebuah universitas yang pada malam hari banyak orang yang beraktivitas. Asyik dengan dunia masing-masing. Sendiri, berdua-dua, bertiga-tiga, atau mungkin segerombolan. Saat itu adalah jam anak kuliah malam untuk masuk dan menuntut ilmu. Penuh, ribet.

Aku berjalan menyusuri lapangan setapak demi setapak dengan lagu: More to Life- Stacie Orrico. Dengan sedikit liriknya dibawah ini:

There's gotta be more to life...
Than chasing down every temporary high to satisfy me
Cause the more that I'm...
Tripping out thinking there must be more to life
Well it's life, but I'm sure... there's gotta be more
Than wanting more


Menurutku kadang aku sebagai manusia tidak bisa belajar lebih bersyukur dengan apa yang telah aku dapatkan. Lalu mulailah kita dengan majas perbandingan. Lalu ingin lebih, lebih, dan lebih. Banding, banding, naik banding. Kapan puasnya? Kapan cukupnya? Kapan besyukurnya?

Aku tidak ingin menjadi seseorang yang tidak bisa mensyukuri apa yang telah aku terima, yang telah Tuhan berikan padaku. Aku tidak mau selalu merasa kehausan padahal perutku jelas sudah kembung. Aku tidak ingin selalu merasa kurang ketika sebenarnya ada yang kekurangan di luar sana. Aku tidak mau jadi pribadi yang seperti itu. Aku mau hidup damai, aman, tentram dengan pemikiranku sendiri dan bersyukur untuk apa yang telah Tuhan berikan padaku. Aku diberikan keluarga yang kusayangi, mereka mungkin tidak sempurna, mungkin kadang aku pun sebal dengan ayah ibuku yang kadang cerewet dan jadi tidak sabar karenanya. Namun apakah untuk jadi bahagia semua harus sempurna? Tidak toh. Aku pun bersyukur punya teman-teman di sekitarku yang 24 jam untukku. Sahabat-sahabat baikku yang selalu ada untukku setiap saat. Mengapa terkadang kita lupa untuk bersyukur?

Kita terlalu memikirkan keadaan, situasi, lalu menyalahkannya. Lalu takabur lupa bersyukur karena terpengaruh keadaan. Mengapa kita harus kalah pada keadaan? Dan terpengaruh di dalamnya. Misalnya ketika orang lain berteriak-teriak marah karena keadaan yang tidak adil mengapa kita harus ikut-ikutan? Kita bisa belajar dari seekor ikan. Coba lihat! Apakah ikan di lautan akan menjadi asin meski air laut itu asin? Apakah dagingnya menjadi asin kecuali apabila kita menambahkan garam saat memasaknya? Lihatlah ikan di kolam air tawar yang penuh dengan lumut, lumpur, dan makanan mereka adalah tai manusia. Apakah tiba-tiba ikan-ikan itu dagingnya terpengaruh beraroma dan terasa rasa lumut, lumpur, atau bahkan tai?

Begitu pun dalam kehidupan kita, seberapa sulit pun keadaan atau lingkungan di kehidupan kita janganlah mudah terpengaruh. Jadilah manusia bebas. Manusia yang bertanggung jawab total pada dirinya sendiri apakah akan terpengaruh oleh keadaan atau malah tetap dengan keteguhan pribadi. Manusia yang bisa memilih.

Menjadi manusia bebas itu sulit. Karena bebas bukan berarti 'liar' dan tidak mengidahkan apapun namun bebas bertanggung jawab pada hidup masing-masing. Dengan bertanggung jawab pada hidup kita pun belajar bersyukur dengan apa yang kita punyai. Dengan bersyukur kita berani untuk menyelami sebuah nilai baru tentang menerima diri sendiri.

Beranikah kita menjadi ikan yang tidak akan menjadi asin meski tinggal di lautan?

***



Nb.

Hallo mid test udah selesai dan satu-satu nilai pun keluar aaaaaaaaaaaa mamak. Oke aku bukan mau curhat ttg nilaiku yg mengsong. Yaaaah setidaknya aku sudah berusaha dan tidak melupakan bersenang-senang lalu berdoa :)) Sastra mandarin pun sudah selesai mari kita pasrahkan seluruhnya pada Tuhan. Amin.

Kemarin aku bermimpi aneh. Aku mimpi di sekolahku aku ketemu Ferninda. Lalu tiba-tiba sekolah banjir air bah, airnya asin. Ternyata eh ternyata itu air laut. Air itu dateng gede banget lalu berubah jadi lautan besar banget. Terus aku liat ikan GEDEEEEEEEEEEEE banget warna item kayak ikan mujair *haaa ketahuan sebenernya pengen makan ikan mujair goreng buatan ibu*. Ikan itu gede gak kira-kira, gila gede banget. *Ya udah sih,Met!* Terus entah kenapa tiba-tiba aku baru sadar kalo sebetulnya ikannya yang segede babon itu aku. Dibelakangku ada ikan-ikan kecil ngikutin aku perasaanku saat diikuti ikan kecil-kecil itu aku risih, kesel, dan keki tapi aku cuek tetep berenang. Lalu tiba-tiba laut itu berubah jadi surut lagi dan aku terlempar ke luar, tersedot ke luar, air laut pun makin berkurang, ikan-ikan kecil yang ikutin aku klepek-klepek *jatuh cinta kali klepek2* mati kehabisan nafas karena tidak ada air. Lalu aku pun berubah jadi manusia lagi.

Idih mimpi apaaa coba aneh banget! Idihhh gembel. Tapi sodara-sodara setelah pikir punya pikir, aku baru sadar kalo aku punya tulisan yang belom sempet aku publish isinya tentang ikan juga. Mungkin ini kali yah maksud mimpiku suruh nulis tentang ikan. Hahaha :))

Oh iya maap yah karena hampir 1 bulan off nulis dari blog karena begitu banyak kerjaan kuliah dan harus nari di sana-sini. Ayo kita bersemangat untuk mimpi dan cita-cita kita. GBU!


salam,

gadispayungkuning
Metta





new post

ganti blogspot

 YAK  pemirsah, maapin banget nihh udah ga punya blog.com karena......hhh yaudahlah kayaknya gapapa hehe. tadinya aku mau melatih pemikiran ...